aku disini
berada ditengah keramaian.. sayup terdengar gelak tawamu yang seakan tenggelam
oleh celoteh anak kecil disebrang sana.. kutatap langit yang nyaris berwarna
abu-abu pekat, kutemukan sekejab bayang wajahmu diantara mendungnya langit
siang ini lalu kupejamkan mata sejuk menjalar diantara rongga-rongga jantungku
menikmati dinginnya udara yang semakin membuat nyata kehadiranmu, namun
diantara semua hal yang mengingatkanku tentangmu.. disini aku seakan masih
mencoba mendengar suaramu diantara hiruk pikuk keramaian, mencoba mencari
sosokmu diantara derasnya hujan, dan mencoba menghirup harum tubuhmu diantara
khasnya wangi tetesan air hujan. kamu pernah mencintaiku dan menjadikanku sebagai
tambatan hatimu, kamu pernah menyanjungku dan menjadikanku sebagai
kehormatanmu, kamu pernah menjagaku sebagai harta yang tak ternilai harganya,
dan kamu pernah mempunyai mimpi untuk terus bersamaku sampai ajal menjemputmu..
dalam sekejab derasnya hujan berganti dengan rintik air gerimis mengingatkanku
bahwa perpisahan itu telah terjadi, mengingatkanku bahwa semua ini hanya
kunikmati bersama sebuah kenangan dan bukan sebuah kebersamaan.. namun
pantaskah bilaku tak ingin melepaskan setiap detik tanpa mengingat kisah kita,
tanpa melukis wajahmu yang tergambar semu dibola mataku, apakah sebuah
kesalahan jika kuingin menggunakan memori pikiranku untuk mengenangmu sepanjang
ingatan ini masih berfungsi dengan baik.. aku masih mencintaimu dari awal kau
ucapkan salam perkenalan, dari awal kau ucapkan cinta, sampai pada akhirnya kau
ucapkan selamat tinggal.. aku masih bisa mengenangmu dari sepersekian detik
setelah kau putuskan untuk akhiri kisah kita sampai dengan hari ini yaitu hari
kesekian ratus kau meninggalkanku bahkan mungkin sampai kapanpun aku masih akan
tetap menghitung hari hingga mungkin waktu yang berjalan akan menyadariku
tentang rasa lelahnya menunggu dan tentang rasa lelahnya mengharapkan kamu
kembali mengutuhkan hatiku hingga kudapat ucapkan.... selamat tinggal
kenangan......

No comments:
Post a Comment