hay papa..
19 tahun kita saling mengenal, saling mencintai, saling memiliki, saling mengasihi, dan saling perduli..
19 tahun kita saling mengenal, saling mencintai, saling memiliki, saling mengasihi, dan saling perduli..
teringat ketika peluk ciumku meredakan letihmu sepulang mencari nafkah,
teringat ketika angka-angka tinggi di rapot sekolahku mampu memberikan senyum disepanjang harimu..
teringat ketika angka-angka tinggi di rapot sekolahku mampu memberikan senyum disepanjang harimu..
teringat ketika kata 'maaf' dariku menghapus segala emosimu..
papa... you are my everything
papa, ingat saat mendung menjelang dikehidupan keluarga kita?
ya, 10 tahun yang lalu..
ketika MAMA menghadap yang kuasa..
aku bisa lihat air mata yang mengambang dibola matamu mengisyaratkan kata
'ya Tuhan.. aku tlah kehilangan cinta sejatiku, ibu dari ketiga anakku, bagaimana caraku mendidik buah hati kita tanpamu ismalia?'
kau memelukku dipangkuanmu, sambil menatap lurus pada kedua kakakku yang juga buah hatimu,
mendung itu terlalu pagi dihidupku, dihidup kita pa...
umurku yang baru saja menginjak 8 tahun yang bahkan belum terlalu paham apa itu 'piatu'....
waktu berlalu setelah kepergian mama,
kita mulai terbiasa pada keadaan..
kau yang memasak sebelum berangkat dan sepulang mencari nafkah,
mengantar dan menjemput gadis kecilmu ini kesekolah,
juga merindukan istrimu tercinta dalam doa,
dan berharap anak anakmu dapat menggapai cita-citanya..
saat ini kantung matamu mulai terlihat,
keriput dipipimu mulai timbul,
tubuh kuatmu tak segagah dulu,
tutur katamu tak sesabar saat itu,
dan Tuhan telah anugrahimu cucu dari kakak tertua ku,
kau telah mampu memberi celah pada wanita lain yang sekiranya mampu memegang posisi mama, walau bukan menggantikan.. namun kau berkata
'ini ibu baru untuk anak kita, namun abadilah cinta kita selamanya sampai aku menyusulmu kelak'
terimakasih papa, terimakasih untuk semua cinta yang tak ada habisnya.....
Tertanda,
putrimu.......
No comments:
Post a Comment